Kamis, 21 Juli 2011

PANEMBAHAN GUSTI SAUNAN


Muhammad Saunan merupakan cucu dari Panembahan Sabran yang dinobatkan sebagai pewaris tahta kerajaan karena sang putra mahkota, anak pertama Panembahan Sabran yang bernama Pangeran Ratu Gusti Muhammad Busra, wafat terlebih dulu dari ayahnya. Ketika dilantik sebagai pemimpin kerajaan pada 1909, Gusti Muhammad Saunan (putra pertama Gusti Muhammad Busra) masih belum cukup dewasa, maka kendali pemerintahan dipegang oleh Uti Muchsin Pangeran Laksamana Anom Kesuma Negara (paman Gusti Muhammad Saunan/adik Gusti Muhammad Busra). Gusti Muhammad Saunan resmi menjabat sebagai Panembahan Matan pada 1922 bergelar Panembahan Gusti Muhamad Saunan. Di masa Perang Dunia II, dalam kekuasaan fasis militer Balatentara Pendudukan Jepang, Gusti Saunan merupakan salah seorang korban kebengisan, kekejaman dan kekejian balatentara pendudukan militer ini di Kalimantan Barat.

Panembahan Saunan raib di masa fasis Jepang tanpa meninggalkan keturunan. Namun, sewaktu Gusti Saunan belum mencukupi usianya menduduki tahta, untuk sedikit waktu tahta dijabat oleh pamannya, Pangeran Laksemana Uti Mukhsin (1908-24). Dengan hilang lenyapnya Panembahan Saunan (diperkirakan dalam tahun 1944), kekosongan pemerintahan kerajaan dilaksanakan oleh tiga orang pewaris kerajaan. Masing-masing Uti Halil Pangeran Mangku Negara, Uti Aflah Pangeran Adipati dan Uti Kencana Pangeran Anom Laksemana. Ketiganya (1945-46) ditetapkan sebagai anggota Majelis Pemerintahan Kerajaan Matan (MPK Matan atau MPKM).

Post title : PANEMBAHAN GUSTI SAUNAN
URL post : http://restorasiborneo.blogspot.com/2011/07/panembahan-gusti-muhammad-saunan.html